1.
Latar
Belakang Pembentukan.
a.
Dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajahan bangsa asing, maka
dibutuhkan kekuatan demi terciptanya kestabilan keamanan di wilayah Sumatera
Utara. Kekuatan TNI bukanlah menjadi satu-satunya kekuatan utama dalam melawan
penjajah, namun keikutsertaan rakyat dalam mempertahankan wilayah sangat di
butuhkan demi tercapainya tujuan dan cita-cita kemerdekaan. Hal tersebut telah
terbukti sejak terjadinya perlawanan rakyat dalam aksi gerilya untuk mengusir
penjajahan bangsa asing.
b.
Pada
masa perang gerilya di wilayah Sumatera Utara kekuatan TNI dan rakyat menjadi
modal utama dalam mengusir penjajahan bangsa asing, situasi dan kondisi
tersebut membuat pimpinan TNI perlu mengambil langkah-langkah agar kekuatan
pertahanan khususnya wilayah Sumatera Utara tetap dapat dipertahankan dan
ditingkatkan kekuatannya, oleh sebab itu dibentuklah kekuatan satuan yang dapat
diorganisir dalam administrasi maupun operasionalnya.
c.
Dalam
rangka meningkatkan kekuatan dan kebutuhan organisasi TNI maka dibentuklah
beberapa satuan Batalyon Infanteri diantaranya:
Pada
tahun 1951 telah dibentuk Batalyon Infanteri 101 yang berkedudukan di Binjai
Sumatera Utara dengan pejabat Komandan Batalyon Kapten Zein Hamid, selanjutnya
pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Batalyon Infanteri 111/Kuda Putih yang
berkedudukan di Medan dengan pejabat Komandan Batalyon Letnan I R. Sjahnan.
Dengan terbentuknya kedua Batalyon Infanteri tersebut maka kekuatan dan
kemampuan pertahanan di Sumatera Utara akan mampu menghadapi setiap gangguan
dan ancaman dari dalam maupun dari luar.
2.
Pemrakarsa.
Yonif 133/DT dibentuk sesuai SK Panglima
Teritorium-I (SKTT-I) tentang pembentukan Yonif 133/DT, yang merupakan Yonif
pertama dibentuk di wilayah Teritorium-I
sesuai dengan Ranji Organisasi Infanteri-I
dibawah pimpinan Lettu Inf R. Syahnan dan wakilnya Lettu Inf
Selamet Ginting.
3.
Proses
Pembentukan
a.
Pada
tahun 1951 Yonif 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara diresmikan oleh
Kepala Staf Teritorium I Letkol A. Thalib dengan pejabat Komandan Batalyon yang
pertama adalah Kapten Nelang Sembiring. Selanjutnya pejabat Komandan Batalyon
diserahterimakan kepada Letnan I R. Sjahnan dan selanjutnya Letnan I R. Sjahnan
menyerahkan jabatannya kepada Kapten Zein Hamid.
b.
Pada
tahun 1952 telah dibentuk kembali Yonif baru yaitu Yonif 111/Kuda Putih yang
berkedudukan di Medan, demikian juga terjadi beberapa kali pergantian pejabat
Komandan Batalyon dimana Komandan Yonif 111/Kuda Putih yang pertama adalah
Mayor Kardjono dan selanjutnya Mayor Kardjono menyerahkan kepada Kapten Karim
Saleh dan kemudian Kapten Karim saleh menyerahkan kepada Letnan I R. Sjahnan.
c.
Pada
tahun 1953 pimpinan pusat TNI-AD mengadakan Re Organisasi TNI bernama Ranji
Organisasi Infanteri – I TNI (
ROI-I ), Batalyon Infanteri
133/DT adalah Yonif yang pertama
dibentuk di wilayah
Teritorium – I dan merupakan gabungan 2
Yonif sebelumnya yaitu
Yonif 101 dan
Yonif 111/Kuda Putih. Batalyon Infanteri 133/DT Teritorium-I
semula bernama Yonif IA/133/DT namun kemudian diadakan perubahan nama menjadi
Yonif 133/DT dengan kekuatan 720 orang sesuai dengan Ranji Organisasi
Infanteri-I ( ROI-I ). Pada saat pembentukan/peresmian Yonif tersebut Panglima
Teritorium-I Kolonel M. Simbolon menunjuk Letnan I R. Sjahnan dan Letnan I Selamet
Ginting sebagai pejabat Komandan dan Wakil Komandan Yonif 133/DT yang
berkedudukan di Tebing Tinggi.
d.
Pada
tahun 1964 Yonif 133/DT dirubah menjadi Yonif 202/DT berdasarkan Surat
Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3134/II/1964 tanggal 28 Pebruari 1964 tentang
perubahan Yonif 133/DT menjadi 202/DT dengan pejabat Komandan Batalyon Mayor
Inf MS. Rangkuti adapun alasan perubahan nama Yonif tersebut karena adanya
keterlibatan pejabat Yonif 133/DT dalam organisasi PKI.
e.
Berdasarkan
Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27 Nopember 1964
tentang perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas, terhitung mulai tanggal
01 Nopember 1964 alasan perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas adalah
adanya kesamaan nama dengan Yonif 202 yang berada dipulau Jawa (Kodam Jaya)
serta demi terlaksananya ketertiban administrasi satuan di jajaran Kodam II/BB.
f.
Berdasarkan
Surat Telegram Pangdam I/BB Nomor ST/450/1986 tanggal 25 Juni 1986 tentang
pergantian lambang tunggul Yonif 122/Mawas menjadi Yonif 122/TS. Pergantian
lambang tersebut berdasarkan pertimbangan dari pimpinan TNI atas kegagalan
Yonif 122/Mawas dalam tugas operasi pada tahun 1985 di daerah Timor-Timur dan
sampai dengan saat ini Yonif 122 menggunakan lambang “Tombak Sakti”
4.
Kondisi
Awal.
a.
NKRI
sebagai negara yang baru merdeka membutuhkan dukungan dari rakyat dan seluruh
komponen bangsa. Disisi lain dibeberapa daerah terjadi pemberontakan yang
mengganggu stabilitas negara dalam menjalankan pemerintahan. Kodam II/BB
sebagai salah satu Kotama jajaran TNI-AD yang dikembangkan posturnya untuk
menumpas pemberontakan di wilayah Komandonya maka dibentuklah Batalyon-Batalyon
Infanteri. Salah satu diantaranya adalah Batalyon Infanteri 133/DT yang
berkedudukan di Deli Tua dibawah pimpinan Kapten Inf Zein Hamid. Sesuai
keputusan Pangdam II/BB tentang perubahan Batalyon Infanteri Teritorium I
menjadi Batalyon Infanteri 133/DT, maka Yonif 133/DT digelar dengan kekuatan
terpisah sebagai berikut :
1).
Kompi
Staf dan Kompi Markas berkekuatan 240 orang berkedudukan di Tebing Tinggi.
2).
Kompi
I berkekuatan 120 orang berkedudukan di Perbaungan.
3).
Kompi
II berkekuatan 120 orang berkedudukan di Bahjambi.
4).
Kompi
III berkekuatan 120 orang terbagi 2 dislokasi yaitu 2 peleton di daerah
Sipiso-piso dan 1 peleton berkedudukan di Pabatu.
5).
Kompi
IV berkekuatan 120 orang berkedudukan di Nagaraja Kec. Sipis-pis.
b.
Selanjutnya
pada tahun 1960 Kompi Yonif 133/DT yang terpisah melaksanakan konsolidasi dan
bergabung menjadi 1 kekuatan penuh Batalyon Infanteri yang berkedudukan di
Tebing Tinggi. Namun karena Mako yang berada di Tebing Tinggi tidak mampu
menampung seluruh personel, maka kompi – kompi Yonif 133/DT digelar menjadi 2
bagian yaitu Kompi I, Kompi II dan Kompi Markas dengan berkekuatan 360 orang
berkedudukan di Marihat Pematang Siantar sedangkan Kompi Staf, Kompi 3 dan
Kompi 4 dengan kekuatan 360 orang berkedudukan di Markas Komando yang berada di
Tebing Tinggi.
c.
Pada
tahun 1964 Kodam II/BB melaksanakan regrouping seluruh Batalyon yang berada
dibawah Komandonya ( Skep Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27
Nopember 1964 tentang Regrouping Batalyon Infanteri ). Adapun tujuan
dilaksanakan regrouping tersebut adalah agar pelaksanaan administrasi satuan
dijajaran Kodam II/BB dapat berjalan dengan tertib. Dengan dilaksanakannya regrouping
tersebut maka terjadi perubahan Batalyon Infanteri yang semula berjumlah 9
Batalyon Infanteri berubah menjadi 6 Batalyon Infanteri diantaranya Yonif
202/DT dibentuk menjadi 122/Mawas yang berkedudukan di Tebing tinggi. Dengan
perubahan 202/DT menjadi 122/Mawas, maka Yonif 122/Mawas terpecah dan menempati
2 pangkalan yaitu Mayon, Kompi Markas, Kompi – B dan Kompi – D berada di Tebing
Tinggi sedangkan Kompi – A dan Kompi – C menempati pangkalan yang berada di
Marihat P. Siantar dibawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf MS.
Rangkuti.Adapun struktur organisasi Yonif 122/Mawas menggunakan TOP ROI 83
dengan kekuatan 693 orang terdiri dari :
1).
Mayonif
= 8 orang.
2).
Kompi
Markas = 137 orang.
3).
Kompi
– A = 137 orang.
4).
Kompi
– B = 137 orang.
5).
Kompi
– C = 137orang.
6).
Kompi
– D = 137 orang.
d.
Pada
tahun 1985 atas perintah dari Ko Atas Kompi – B dan Kompi – D dipindahkan ke
pangkalan yang baru yaitu Dolok Masihul, Mako dan Kompi Markas tetap berada di
Tebing Tinggi, Ki – A dan Ki – C tetap berada di Marihat Pematang Siantar.
Dengan demikian maka Yonif 122/Mawas menempati 3 pangkalan yaitu di Tebing
Tinggi, Dolok Masihul dan Marihat Pematang Siantar.
e.
Pada
tahun 1985 Yonif 122/Mawas melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dibawah
pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf Norman Bukit. Pada saat melaksanakan
tugas Ops, Kompi Senapan – A yang dipimpin oleh Kapten Inf Sudjarwo
melaksanakan pengunduran dan tepatnya di daerah gunung PatalukoTimor – Timur
terjadi kontak tembak dengan kelompok GPK Timor-Timur sehingga mengakibatkan
kerugian personel 5 orang gugur dan 5 pucuk senjata M 16 hilang. Dari kejadian
tersebut Komando Atas menganggap bahwa penugasan Yonif 122/Mawas telah
mengalami kegagalan. Sehingga atas dasar pertimbangan dan sesuai perintah
Komando atas lambang Yonif 122/Mawas tidak layak dipertahankan lagi maka
sekembalinya Yonif 122/Mawas dari daerah operasi Timor – Timur dilaksanakan
perubahan lambang Yonif 122/Mawas menjadi 122/TS dengan pejabat Komandan Yonif
Letkol Inf Poltak Tambunan.
f.
Pada
tahun 1994, Mako Yonif 122/TS yang berada di Tebing Tinggi dipindahkan ke
Marihat Pematang Siantar, mengingat pangkalan yang berada di Marihat telah
ditinggalkan oleh Batalyon Kavaleri 6/Serbu. Dengan demikian Mako, Kompi
Markas, Kompi – A dan Kompi – C telah bergabung menjadi satu pangkalan di
Marihat P. Siantar.
g.
Pada
tahun 1994, Mako Yonif 1Sejalan dengan perkembangan TNI di wilayah Kodam II/BB,
maka pada tahun 1995 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan
organisasi dan tugas Batalyon Infanteri ROI-83 menjadi organisasi dan tugas
Batalyon Infanteri ROI-95 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka
pembinaan dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan
keputusan Kasad Nomor Kep/6/XII/1995 tanggal 15 Desember 1995.2/TS yang berada
di Tebing Tinggi dipindahkan ke Marihat Pematang Siantar, mengingat pangkalan
yang berada di Marihat telah ditinggalkan oleh Batalyon Kavaleri 6/Serbu.
Dengan demikian Mako, Kompi Markas, Kompi – A dan Kompi – C telah bergabung
menjadi satu pangkalan di Marihat P. Siantar.
h.
Dengan
adanya perubahan struktur organisasi tersebut maka Yonif 122/TS mengalami
pergeseran kompi maupun personel diantaranya kompi–D yang berada di Dolok
Masihul berubah namanya menjadi Kipan-C sedangkan Kipan-C yang berada di
Marihat dirubah menjadi Kiban sehingga Mayon, Kima, Kipan-A dan Kiban
berkedudukan di Marihat P. Siantar sampai dengan saat ini.
i.
Sejalan
dengan perkembangan TNI di wilayah Kodam I/BB, maka pada tahun 2011 Kepala Staf
TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan tugas Batalyon Infanteri
TOP ROI-95 menjadi Organisasi dan Tugas Batalyon Infanteri TOP ROI 2009 untuk
digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pembangunan kekuatan serta
operasional satuan TNI-AD berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad/14/IV/2009
tanggal 19 April 2011.
j.
Pada
tahun 2016 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan
tugas Batalyon Infanteri TOP ROI-2009 menjadi Organisasi dan Tugas Batalyon
Infanteri TOP ROI 2016 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan
dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan Peraturan
Kasad Nomor Perkasad nomor 53 Tahun 2016 tanggal 7 Desember 2016.
k.
Sehubungan
dengan keluarnya keputusan tersebut maka Batalyon Infanteri 122/TS telah
mengalami perubahan struktur organisasi sesuai TOP ROI 2009 dengan kekuatan 662
orang, terdiri dari:
1).
Mayonif
= 9 orang.
2).
Kompi
Markas = 154 orang.
3).
Kipan-
A = 145 orang.
4).
Kipan-
B = 145 orang.
5).
Kipan-
C = 145 orang.
6).
Kiban
= 143 orang.
PERKEMBANGAN ORGANISASI
1.
Struktur
Organisasi
a.
Periode
1953 s.d 1964 Yonif 133/DT (Top Roi-64) kekuatan 720 orang terdiri dari:
1).
Kompi
Staf dan Kima = 240 orang.
2).
Kompi
I = 120 orang.
3).
Kompi
II = 120 orang.
4).
Kompi
III = 120 orang.
5).
Kompi
IV = 120 orang.
Jumlah = 720 orang.
b.
Periode
1965 s.d 1995 Yonif 133/DT (Top Roi-83) kekuatan 693 orang terdiri dari:
1).
Mayonif = 8
orang.
2).
Kompi
Markas = 137
orang.
3).
Kompi
– A = 137 orang.
4).
Kompi
– B = 137 orang.
5).
Kompi
– C = 137 orang.
6).
Kompi
D = 137 orang.
Jumlah = 693
orang.
c.
Periode
1995 s.d 2011 Yonif 122/TS menggunakan Top Roi – 95 dengan kekuatan 747 orang
terdiri dari:
1).
Mayonif = 8 orang.
2).
Kompi
Markas = 164 orang.
3).
Kompi
– A = 146 orang.
4).
Kompi
– B = 146 orang.
5).
Kompi
– C = 146 orang.
6).
Kompi
D = 146 orang.
Jumlah = 747
orang.
d.
Periode
2011 s.d 2016 Yonif 122/TS menggunakan TOP ROI 2009 dengan kekuatan 662 orang
terdiri dari:
1).
Mayonif = 8 orang.
2).
Kompi
Markas = 134 orang.
3).
Kompi
– A = 134 orang.
4).
Kompi
– B = 134 orang.
5).
Kompi
– C = 134 orang.
6).
Kompi
D = 118
orang.
Jumlah = 662 orang.
e.
Periode
2016 s.d Sekarang Yonif 122/TS menggunakan TOP ROI 2016 dengan kekuatan 747
orang terdiri dari :
1).
Mayonif = 9 orang.
2).
Kompi
Markas = 159 orang.
3).
Kompi
– A = 145 orang.
4).
Kompi
– B = 145 orang.
5).
Kompi
– C = 145 orang.
6).
Kompi
D = 144
orang.
Jumlah = 747 orang.