SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI YONIF 122/TOMBAK SAKTI. PRAJURIT YONIF 122/TS YANG BERJIWA LUHUR YANG MEMPUNYAI KEBERANIAAN, KESETIAAN, KETEGUHAN, KEANGGUNAN DAN SUCI DAN IKHLAS DALAM SETIAP PELAKSANAAN TUGAS.

Sejarah Satuan Yonif 122/TS

1. Latar Belakang Pembentukan.

a. Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajahan bangsa asing, maka dibutuhkan kekuatan demi terciptanya kestabilan keamanan di wilayah Sumatera Utara. Kekuatan TNI bukanlah menjadi satu-satunya kekuatan utama dalam melawan penjajah, namun keikutsertaan rakyat dalam mempertahankan wilayah sangat di butuhkan demi tercapainya tujuan dan cita-cita kemerdekaan. Hal tersebut telah terbukti sejak terjadinya perlawanan rakyat dalam aksi gerilya untuk mengusir penjajahan bangsa asing.

b. Pada masa perang gerilya di wilayah Sumatera Utara kekuatan TNI dan rakyat menjadi modal utama dalam mengusir penjajahan bangsa asing, situasi dan kondisi tersebut membuat pimpinan TNI perlu mengambil langkah-langkah agar kekuatan pertahanan khususnya wilayah Sumatera Utara tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan kekuatannya, oleh sebab itu dibentuklah kekuatan satuan yang dapat diorganisir dalam administrasi maupun operasionalnya.

c. Dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kebutuhan organisasi TNI maka dibentuklah beberapa satuan Batalyon Infanteri diantaranya: Pada tahun 1951 telah dibentuk Batalyon Infanteri 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara dengan pejabat Komandan Batalyon Kapten Zein Hamid, selanjutnya pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Batalyon Infanteri 111/Kuda Putih yang berkedudukan di Medan dengan pejabat Komandan Batalyon Letnan I R. Sjahnan. Dengan terbentuknya kedua Batalyon Infanteri tersebut maka kekuatan dan kemampuan pertahanan di Sumatera Utara akan mampu menghadapi setiap gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar.

2. Pemrakarsa. Yonif 133/DT dibentuk sesuai  SK Panglima Teritorium-I (SKTT-I) tentang pembentukan Yonif 133/DT, yang merupakan Yonif pertama dibentuk di wilayah Teritorium-I  sesuai  dengan  Ranji Organisasi    Infanteri-I  dibawah  pimpinan    Lettu Inf R. Syahnan dan wakilnya Lettu Inf Selamet Ginting.

3. Proses Pembentukan

a. Pada tahun 1951 Yonif 101 yang berkedudukan di Binjai Sumatera Utara diresmikan oleh Kepala Staf Teritorium I Letkol A. Thalib dengan pejabat Komandan Batalyon yang pertama adalah Kapten Nelang Sembiring. Selanjutnya pejabat Komandan Batalyon diserahterimakan kepada Letnan I R. Sjahnan dan selanjutnya Letnan I R. Sjahnan menyerahkan jabatannya kepada Kapten Zein Hamid.

b. Pada tahun 1952 telah dibentuk kembali Yonif baru yaitu Yonif 111/Kuda Putih yang berkedudukan di Medan, demikian juga terjadi beberapa kali pergantian pejabat Komandan Batalyon dimana Komandan Yonif 111/Kuda Putih yang pertama adalah Mayor Kardjono dan selanjutnya Mayor Kardjono menyerahkan kepada Kapten Karim Saleh dan kemudian Kapten Karim saleh menyerahkan kepada Letnan I R. Sjahnan.

c. Pada tahun 1953 pimpinan pusat TNI-AD mengadakan Re Organisasi TNI bernama  Ranji  Organisasi  Infanteri – I  TNI  ( ROI-I ),  Batalyon  Infanteri  133/DT adalah  Yonif  yang pertama  dibentuk  di  wilayah   Teritorium – I   dan   merupakan gabungan  2  Yonif  sebelumnya   yaitu   Yonif   101   dan   Yonif   111/Kuda  Putih. Batalyon Infanteri 133/DT Teritorium-I semula bernama Yonif IA/133/DT namun kemudian diadakan perubahan nama menjadi Yonif 133/DT dengan kekuatan 720 orang sesuai dengan Ranji Organisasi Infanteri-I ( ROI-I ). Pada saat pembentukan/peresmian Yonif tersebut Panglima Teritorium-I Kolonel M. Simbolon menunjuk Letnan I R. Sjahnan dan Letnan I Selamet Ginting sebagai pejabat Komandan dan Wakil Komandan Yonif 133/DT yang berkedudukan di Tebing Tinggi.

d. Pada tahun 1964 Yonif 133/DT dirubah menjadi Yonif 202/DT berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3134/II/1964 tanggal 28 Pebruari 1964 tentang perubahan Yonif 133/DT menjadi 202/DT dengan pejabat Komandan Batalyon Mayor Inf MS. Rangkuti adapun alasan perubahan nama Yonif tersebut karena adanya keterlibatan pejabat Yonif 133/DT dalam organisasi PKI.

e. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27 Nopember 1964 tentang perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas, terhitung mulai tanggal 01 Nopember 1964 alasan perubahan Yonif 202/DT menjadi Yonif 122/Mawas adalah adanya kesamaan nama dengan Yonif 202 yang berada dipulau Jawa (Kodam Jaya) serta demi terlaksananya ketertiban administrasi satuan di jajaran Kodam II/BB.

f. Berdasarkan Surat Telegram Pangdam I/BB Nomor ST/450/1986 tanggal 25 Juni 1986 tentang pergantian lambang tunggul Yonif 122/Mawas menjadi Yonif 122/TS. Pergantian lambang tersebut berdasarkan pertimbangan dari pimpinan TNI atas kegagalan Yonif 122/Mawas dalam tugas operasi pada tahun 1985 di daerah Timor-Timur dan sampai dengan saat ini Yonif 122 menggunakan lambang “Tombak Sakti”

4. Kondisi Awal.

a. NKRI sebagai negara yang baru merdeka membutuhkan dukungan dari rakyat dan seluruh komponen bangsa. Disisi lain dibeberapa daerah terjadi pemberontakan yang mengganggu stabilitas negara dalam menjalankan pemerintahan. Kodam II/BB sebagai salah satu Kotama jajaran TNI-AD yang dikembangkan posturnya untuk menumpas pemberontakan di wilayah Komandonya maka dibentuklah Batalyon-Batalyon Infanteri. Salah satu diantaranya adalah Batalyon Infanteri 133/DT yang berkedudukan di Deli Tua dibawah pimpinan Kapten Inf Zein Hamid. Sesuai keputusan Pangdam II/BB tentang perubahan Batalyon Infanteri Teritorium I menjadi Batalyon Infanteri 133/DT, maka Yonif 133/DT digelar dengan kekuatan terpisah sebagai berikut :

1). Kompi Staf dan Kompi Markas berkekuatan 240 orang berkedudukan di Tebing Tinggi.

2). Kompi I berkekuatan 120 orang berkedudukan di Perbaungan.

3). Kompi II berkekuatan 120 orang berkedudukan di Bahjambi.

4). Kompi III berkekuatan 120 orang terbagi 2 dislokasi yaitu 2 peleton di daerah Sipiso-piso dan 1 peleton berkedudukan di Pabatu.

5). Kompi IV berkekuatan 120 orang berkedudukan di Nagaraja Kec. Sipis-pis.

b. Selanjutnya pada tahun 1960 Kompi Yonif 133/DT yang terpisah melaksanakan konsolidasi dan bergabung menjadi 1 kekuatan penuh Batalyon Infanteri yang berkedudukan di Tebing Tinggi. Namun karena Mako yang berada di Tebing Tinggi tidak mampu menampung seluruh personel, maka kompi – kompi Yonif 133/DT digelar menjadi 2 bagian yaitu Kompi I, Kompi II dan Kompi Markas dengan berkekuatan 360 orang berkedudukan di Marihat Pematang Siantar sedangkan Kompi Staf, Kompi 3 dan Kompi 4 dengan kekuatan 360 orang berkedudukan di Markas Komando yang berada di Tebing Tinggi.

c. Pada tahun 1964 Kodam II/BB melaksanakan regrouping seluruh Batalyon yang berada dibawah Komandonya ( Skep Pangdam II/BB Nomor Skep/3156/XI/1964 tanggal 27 Nopember 1964 tentang Regrouping Batalyon Infanteri ). Adapun tujuan dilaksanakan regrouping tersebut adalah agar pelaksanaan administrasi satuan dijajaran Kodam II/BB dapat berjalan dengan tertib. Dengan dilaksanakannya regrouping tersebut maka terjadi perubahan Batalyon Infanteri yang semula berjumlah 9 Batalyon Infanteri berubah menjadi 6 Batalyon Infanteri diantaranya Yonif 202/DT dibentuk menjadi 122/Mawas yang berkedudukan di Tebing tinggi. Dengan perubahan 202/DT menjadi 122/Mawas, maka Yonif 122/Mawas terpecah dan menempati 2 pangkalan yaitu Mayon, Kompi Markas, Kompi – B dan Kompi – D berada di Tebing Tinggi sedangkan Kompi – A dan Kompi – C menempati pangkalan yang berada di Marihat P. Siantar dibawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf MS. Rangkuti.Adapun struktur organisasi Yonif 122/Mawas menggunakan TOP ROI 83 dengan kekuatan 693 orang terdiri dari :

1). Mayonif = 8 orang.

2). Kompi Markas = 137 orang.

3). Kompi – A = 137 orang.

4). Kompi – B = 137 orang.

5). Kompi – C = 137orang.

6). Kompi – D = 137 orang.

d. Pada tahun 1985 atas perintah dari Ko Atas Kompi – B dan Kompi – D dipindahkan ke pangkalan yang baru yaitu Dolok Masihul, Mako dan Kompi Markas tetap berada di Tebing Tinggi, Ki – A dan Ki – C tetap berada di Marihat Pematang Siantar. Dengan demikian maka Yonif 122/Mawas menempati 3 pangkalan yaitu di Tebing Tinggi, Dolok Masihul dan Marihat Pematang Siantar.

e. Pada tahun 1985 Yonif 122/Mawas melaksanakan tugas operasi di Timor-Timur dibawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf Norman Bukit. Pada saat melaksanakan tugas Ops, Kompi Senapan – A yang dipimpin oleh Kapten Inf Sudjarwo melaksanakan pengunduran dan tepatnya di daerah gunung PatalukoTimor – Timur terjadi kontak tembak dengan kelompok GPK Timor-Timur sehingga mengakibatkan kerugian personel 5 orang gugur dan 5 pucuk senjata M 16 hilang. Dari kejadian tersebut Komando Atas menganggap bahwa penugasan Yonif 122/Mawas telah mengalami kegagalan. Sehingga atas dasar pertimbangan dan sesuai perintah Komando atas lambang Yonif 122/Mawas tidak layak dipertahankan lagi maka sekembalinya Yonif 122/Mawas dari daerah operasi Timor – Timur dilaksanakan perubahan lambang Yonif 122/Mawas menjadi 122/TS dengan pejabat Komandan Yonif Letkol Inf Poltak Tambunan.

f. Pada tahun 1994, Mako Yonif 122/TS yang berada di Tebing Tinggi dipindahkan ke Marihat Pematang Siantar, mengingat pangkalan yang berada di Marihat telah ditinggalkan oleh Batalyon Kavaleri 6/Serbu. Dengan demikian Mako, Kompi Markas, Kompi – A dan Kompi – C telah bergabung menjadi satu pangkalan di Marihat P. Siantar.

g. Pada tahun 1994, Mako Yonif 1Sejalan dengan perkembangan TNI di wilayah Kodam II/BB, maka pada tahun 1995 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan tugas Batalyon Infanteri ROI-83 menjadi organisasi dan tugas Batalyon Infanteri ROI-95 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan keputusan Kasad Nomor Kep/6/XII/1995 tanggal 15 Desember 1995.2/TS yang berada di Tebing Tinggi dipindahkan ke Marihat Pematang Siantar, mengingat pangkalan yang berada di Marihat telah ditinggalkan oleh Batalyon Kavaleri 6/Serbu. Dengan demikian Mako, Kompi Markas, Kompi – A dan Kompi – C telah bergabung menjadi satu pangkalan di Marihat P. Siantar.

h. Dengan adanya perubahan struktur organisasi tersebut maka Yonif 122/TS mengalami pergeseran kompi maupun personel diantaranya kompi–D yang berada di Dolok Masihul berubah namanya menjadi Kipan-C sedangkan Kipan-C yang berada di Marihat dirubah menjadi Kiban sehingga Mayon, Kima, Kipan-A dan Kiban berkedudukan di Marihat P. Siantar sampai dengan saat ini.

i. Sejalan dengan perkembangan TNI di wilayah Kodam I/BB, maka pada tahun 2011 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan tugas Batalyon Infanteri TOP ROI-95 menjadi Organisasi dan Tugas Batalyon Infanteri TOP ROI 2009 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad/14/IV/2009 tanggal 19 April 2011.

j. Pada tahun 2016 Kepala Staf TNI-AD telah mengadakan pemyempurnaan organisasi dan tugas Batalyon Infanteri TOP ROI-2009 menjadi Organisasi dan Tugas Batalyon Infanteri TOP ROI 2016 untuk digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pembangunan kekuatan serta operasional satuan TNI-AD berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad nomor 53 Tahun 2016 tanggal 7 Desember 2016.

k. Sehubungan dengan keluarnya keputusan tersebut maka Batalyon Infanteri 122/TS telah mengalami perubahan struktur organisasi sesuai TOP ROI 2009 dengan kekuatan 662 orang, terdiri dari:

1). Mayonif = 9 orang.

2). Kompi Markas = 154 orang.

3). Kipan- A = 145 orang.

4). Kipan- B = 145 orang.

5). Kipan- C = 145 orang.

6). Kiban = 143 orang.

PERKEMBANGAN ORGANISASI

1. Struktur Organisasi

a. Periode 1953 s.d 1964 Yonif 133/DT (Top Roi-64) kekuatan 720 orang terdiri dari:

1). Kompi Staf dan Kima = 240 orang.

2). Kompi I                      = 120 orang.

3). Kompi II                     = 120 orang.

4). Kompi III                    = 120 orang.

5). Kompi IV                    = 120 orang.

Jumlah                            = 720 orang.

b. Periode 1965 s.d 1995 Yonif 133/DT (Top Roi-83) kekuatan 693 orang terdiri dari:

1). Mayonif                      = 8 orang.

2). Kompi Markas           = 137 orang.

3). Kompi – A                 = 137 orang.

4). Kompi – B                 = 137 orang.

5). Kompi – C                 = 137 orang.

6). Kompi D                    = 137 orang.

Jumlah                           = 693 orang.

c. Periode 1995 s.d 2011 Yonif 122/TS menggunakan Top Roi – 95 dengan kekuatan 747 orang terdiri dari:

1). Mayonif                     = 8 orang.

2). Kompi Markas           = 164 orang.

3). Kompi – A                 = 146 orang.

4). Kompi – B                 = 146 orang.

5). Kompi – C                 = 146 orang.

6). Kompi D                    = 146 orang.

 Jumlah                          = 747 orang.

d. Periode 2011 s.d 2016 Yonif 122/TS menggunakan TOP ROI 2009 dengan kekuatan 662 orang terdiri dari:

1).  Mayonif                      = 8 orang.

2). Kompi Markas             = 134 orang.

3). Kompi – A                   = 134 orang.

4). Kompi – B                   = 134 orang.

5). Kompi – C                   = 134 orang.

6). Kompi D                      = 118 orang.

 Jumlah                             = 662 orang.

e. Periode 2016 s.d Sekarang Yonif 122/TS menggunakan TOP ROI 2016 dengan kekuatan 747 orang terdiri dari :

1). Mayonif                      = 9 orang.

2). Kompi Markas            = 159 orang.

3). Kompi – A                   = 145 orang.

4). Kompi – B                   = 145 orang.

5). Kompi – C                   = 145 orang.

6). Kompi D                      = 144 orang.

Jumlah                              = 747 orang.